Tjandra Utama


Sekda Kota Bekasi yang selalu Kreatif dan Inisiatif
Bila saat penulisan ini dibuat semua media memang sedang mengangkat tentang masalah Tjandra Utama yang sedang disidangkan karena kasus suap pegawai BPK atas instruksi lisan Walikota Bekasi, maka profiltokoh.com lebih memilih mencari informasi lengkap dan menuliskan kembali tentang profil sang pejabat sekda yang sudah menduduki 3 periode ini.

Tjandra Utama Effendy lelaki ramah dan murah senyum ini memang sangat terbuka dengan wartawan, apalagi wartawan profil seperti saya. Meski pada awalnya susah biasanya para wartawan pasti bisa bertemu dengan dirinya di ruang kerjanya. Nampak ruang kerja yang nyaman tertata apik dan menggambarkan kepribadian pemilik ruangan.


Dalam perbincangan yang hangat itu dengan wartawan, pria kelahiran Bukit Tinggi, 03 September 1952 ini, menceritakan perjalanan hidupnya hingga menjadi orang ketiga di Kota Bekasi. Untuk menjabat Sekretaris Daerah Kota Bekasi tidak mudah diperoleh oleh Tjandra nama panggilan Tjandra Utama Effendi. Butuh proses panjang untuk menempuhnya.

Masa kecilnya, Tjandra menempuh pendidikan dasar di Jogyakarta dan lulus pada tahun 1965, kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Keatas di daerah yang berbeda yaitu di Padang, lulus pada tahun 1968. Masih di daerah yang sama, Tjandra melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas dan lulus pada tahun 1971.

Setelah lulus SMA, Tjandra memilih Kota Bandung untuk melanjutkan pendidikannya. APDN adalah pilihan Tjandra Setelah lulus di tahun 1976. Usai lulus dari APDN. dia langsung masuk ke dalam jajaran birokrasi, yang saat itu langsung menempati posisi staf kepegawaian di Pemerintah Kabupaten Pandeglang-Banten. Sebagai orang baru yang duduk di jajaran pemerintahan, dirinya tak mau meninggalkan sedikit saja ilmu yang ada didepannya Menjadi seorang PNS membuatnya banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang diambil kala itu.

Ketika baru berjalan satu tahun menjadi staf kepegawaian tepatnya pada tahun 1978. Tjandra akhirnya kembali dipromosikan menjadi kepala seksi Tata Praja masih di Pandeglang. Menduduki jabatan baru itu. di tahun selanjutnya yakni tahun 1979. Tjandra pun mendapat jabatan baru yakni sebagai salah satu orang penting di jajaran polisi kota di Pemkab Pandeglang.

Dua tahun menjabat, akhirnya. Tjandra terus mendapat promosi jabatan, saat itu dia ditempati sebagai kepala seksi ketertiban. Tjandra menjelaskan, sejumlah karir yang diembannya itu harus diimbangi dengan sejumlah ilmu baru. Alhasil, dia pun kembali merumpun Ilmu Pemerintahan Jakarta, pada tahun 1981 dan selesai pada tahun 1983. “Usai menjabat kasi ketertiban saya memilih untuk sekolah lagi.” jelasnya.

Pada tahun yang sama, sekitar 1983 lalu, Tjandra akhirnya dipromosikan menjadi seorang Camat Cibaliung, Pandeglang. Tentunya, karir menjadi camat baru kali pertama Tjandra sandang. Buatnya kepercayaan itu tidak akan dilepas begitu saja, malah bagi Tjandra peningkatan kerja adalah kunci jawabannya. “Saya berusaha untuk menjadi seorang camat yang bisa memajukan daerah tersebut” jelasnya.

Keteladanan kedua orang tuanya mengalir pada diri Tjandra. Dispilin dan bekerja keras yang ditanamkan pada diri Tjandra pun diterapkan dalam berkarir. Di tahun 1987 dari Jabatan Camat di Kecamatan Cibaliwung, Tjandra akhirnya dipindahkan ke Bekasi dan masih memegang jabatan yang sama yaitu Camat di Kecamatan Cabangbungin. Dua tahun berjalan, Tjandra pun harus pindah ke kecamatan lain yaitu Camat Bekasi Barat.

Di tahun 1993, suami dari Tati Heryati ini pun diangkat menjadi Kepala Bagian Umum di Setda Kabupaten Bekasi. Satu tahun kemudian Tjandra dipindahkan lagi untuk menduduki jabatan Kepala Bagian Pemerintahan. Bersamaan dengan terbentuknya Kota Bekasi, Tjandra menjabat Asisten Administrasi Kota Bekasi yaitu pada tahun 1997. 

Langkah-langkah Tjandra dalam menempuh karir, bagai melangkah di anak tangga, satu demi satu tahap naik. Pada tahun 1999, Tjandra mendapat posisi Kepala Bappeda Kota Bekasi, dan ditahun 2000, Tjandra dipindahkan untuk mengisi posisi Kepala Dinas Perumahan. Satu tahun berselang, Tjandra pun harus dipindahkan lagi untuk menduduki Kepala Dinas Pekerjaan Umum. Perpindahan posisi pun masih harus diterima oleh Tjandra, di tahun 2004 Tjandra harus mengisi jabatan Kepala Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah. Dan akhirnya di tahun 2004 juga, Tjandra di promosikan menjadi Sekretaris Daerah Kota Bekasi. ***

Berusaha Mencerdaskan
Ikhlas merupakan motto dari ayah Rani Fatmasari, Ratih Oktaviani dan Retno Anggraeni. Menurut Tjandra, dengan rasa iklas dalam menjalani pekerjaan, semua akan menjadi ringan tanpa ada beban. “Saya berusaha dalam melakukan pekerjaan dengan rasa ikhlas, dalam kondisi apapun,” ujar Tjandra.

Sebagai Sekretaris Daerah, Tjandra tahu betul tugasnya. Membantu Kepala Daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, sekretaris daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. 

Sekretaris Daerah diangkat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah karena kedudukannya sebagai pembina PNS di daerahnya. Sekretaris Daerah dapat disebut jabatan paling puncak dalam pola karier PNS di Daerah.

Untuk mengetahui peranan Tjandra Utama Effendy dalam membantu Kepala Daerah atau Walikota Bekasi untuk mencapai Kota Bekasi Cerdas, Sehat, Ikhsan, berikut kami sajikan petikan wawancaranya:

Pembangunan Kota Bekasi saat ini seperti apa Pak?
Kita sudah memiliki RPJM. Dimana tahun 2008-2013 sesuai visi misi Kota Bekasi Cerdas, Sehat dan Ikhsan. Kita berusaha untuk mencerdaskan masyarakat Kota Bekasi, menciptakan masyarakat yang sehat serta masyarakat yang sholeh dan bertakwa.

Terukurkah pembangunan yang dilakukan Pemerintah saat ini?
Secara ukuran indeks pembangunan itu ada 3 yaitu pendidikan, kesehatan dan pengayoman. Di dalam ketiga unsur tersebut, orientasinya pada cerdas dan sehat.
Jika masyarakat cerdas dan sehat, secara otomatis tingkat produktifitas akan menjadi baik. Masyarakat mudah untuk memperoleh pekerjaan. Nah kalau tingkat produktifitasnya baik, maka daya beli masyarakat juga akan meningkat.

Bagaimana dengan tingkat pengangguran?
Yang harus dipahami, pemerintah itu bukan penyalur tenaga kerja, melainkan memfasilitasi. Kita memfasilitasi, mengkomunikasikan dan menyiapkan tenaga kerja yang handal. Seperti memberikan program-program untuk menjadikan tenaga kerja yang siap pakai. Dan saat ini kita akan memberikan pendidikan gratis 12 tahun.
Kita berusaha untuk menyelesaikan perencanaan pembangunan Kota Bekasi sesuai dengan visi dan semuanya ini dalam rangka kesejahteraan masyarakat.

Dengan melihat potensi yang ada, sebenarnya arah pembangunan Kota Bekasi itu kemana?
Sebenarnya sangat jelas pembangunan Kota Bekasi seperti apa arahnya ada di RPJP. Tiga belas tahun sudah perjalanan Kota Bekasi, dimana dulunya masih berinduk pada Kabupaten Bekasi dengan status Kotif. Dimana dulunya sebagai penyangga ibukota. Namun sekarang kita ingin bermitra dan saling mengisi.

Untuk saat ini yang menjadi pekerjaan yaitu daya beli masyarakat. Karena hal ini berkaitan dengan perekonomian masyarakat. Dalam hal ini bukan karna daya beli masyarakat yang tinggi, tapi perbandingan antara pendapatan semua masyarakat Kota Bekasi dengan jumlah penduduk. 

Kita kembali lagi melihat visi Kota Bekasi Cerdas, Sehat dan Ihsan. Cerdas yang dimaksud bukan hanya lulus SMA atau Sarjana, melainkan siap menjadi orang yang bisa bekerja, dan diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta mampu berfikir maju kedepan. 

Bagaimana dengan pendidikan di Kota Bekasi sendiri?
Pendidikan di Kota Bekasi sudah memadai begitu juga dengan prasarananya. Yang perlu itu peningkatan kapasitas guru dan pendidik, dan ini yang perlu kita benahi, dan inilah yang menjadi kunci keberhasilan Cerdas, jadi tidak hanya dari penyediaan sarana dan prasarana.

Di ulang tahun Kota Bekasi ke-13 ini, kado apa yang diperoleh?
Kita mendapat anggaran pembangunan dari Gubernur Jawa Barat untuk pembangunan Gedung Olahraga Bekasi yang berlokasi di Jl. A. Yani. Ini merupakan hadiah ulang tahun Kota Bekasi ke-13 dari Gubernur Jawa Barat. 

Pada tahun 2009 kita telah mendapat anggaran sebesar 4 M untuk wilayah Tribun Barat & Timur untuk perluasan, tetapi setelah berbincang-bincang dengan gubernur dan dan beliau merespos, akhirnya akan di rombak semua. 

Stadion akan di kembangkan secara keseluruhan secara bertahap, termasuk juga gelanggang olahraganya yang sekarang ada lapangan tertutup. Jadi nanti di harapkan ada fasilitas dan juga bila perlu ada pemukiman, misalnya hotel dan kolam renang, jadi ada tempat “one stop rekreasi”, rekreasi sehat, rekreasi mata, rekreasi makan, dan mungkin stadion yang kita bangun disana ada pusat jajan (fastfood).

Harapan Bapak ke depan?
Saya rasa tidak mungkin sehat tanpa ada aktifitas olahraga, jadi pemerintah menyediakan infrastruktur untuk masyarakat yang melakukan aktifitas olahraga yang murah dan tidak perlu uang, jadi ada jogging track, ada lapangan tennis, ada lapangan bola, ada lapangan badminton dan semua aktifitas olahraga yang merakyat yang bisa dilakukan oleh semua orang. Dan di harapkan dengan adanya sarana terbuka ini ada komunikasi antar warga.
disarikan dari tulisan @ELNA/TAUFIK sumber: Majalah Teras

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama